Malioboro Sayang Malioboro Malang

Ikon pariwisata Kota Jogjakarta yang amat termashur yaitu Malioboro kondisinya kini begitu memprihatinkan. Banyak muncul aroma yang tak sedap di sekitar kawasan ini. Aroma itu berasal dari banyaknya sampah makanan yang menumpuk serta bau pesing yang cukup menyengat. Hal ini mungkin disebabkan oleh semakin padatnya Malioboro dan disertai dengan minimnya fasilitas tempat sampah dan toilet umum yang ada, itupun tidak buka 24 jam. Jadi banyak tukang becak dan anak-anak jalanan yang melampiaskan hasrat buang air kecil di sepanjang Malioboro. Dan hal itu sudah jadi kebiasaan yang sulit dihentikan karena biaya buang air kecil rata-rata Rp 1000,00 sehingga amat memberatkan pelaku sektor informal yang mengadu nasib di sana. Selain itu para pedagang kesulitan membuang limbah cair karena saluran pembuangan sering tersumbat. Hal ini sungguh amat disayangkan karena tentu akan berdampak pada tingkat utilitas( kepuasan) wisatawan yang berkunjung di sana terlebih wisatawan mancanegara. Apalagi Jogjakarta tahun lalu dinobatkan sebagai Destinasi Terbaik Pariwisata Dunia oleh suatu majalah di Malaysia. Tentu diperlukan kerja keras untuk mengembalikan pamor Malioboro yang bersih dan menawan di tengah masalah klasik yang sering menyerbu kota-kota di kawasan negara berkembang terutama Indonesia ,yaitu kumuh dan tak tertata. Solusi yang bisa saya sumbangkan mungkin perlunya sinergitas antara pelaku sektor informal dengan pengelola atau dinas yang terkait, misal dinas kebersihan untuk saling berkomunikasi dan bertindak sesuai dengan tujuan utama pariwisata, yaitu memberi kenyamanan dan kepuasan kepada wisatawan agar betah di Jogjakarta. Selama ini terkesan bergerak demi kepentingan masing-masing. Tak terjalin komunikasi yang baik. Mereka seenaknya mengotori Malioboro karena tak paham apa dampak negatifnya, walaupun tak ada dampak positifnya. Solusi satu lagi yang cukup kongkrit yaitu jelas dengan menambah petugas kebersihan dan fasilitas tempat sampah dan toilet umum. Hanya 18 orang petugas dirasa tak mencukupi untuk membersihkan limbah sebanyak itu. Perlu kesadaran bersama agar pesona Malioboro tidak pudar tertutup tumpukan sampah dan bau pesing lagi.Semoga.....

0 komentar: